Notification

×

Iklan

Iklan

KKSS Aru Selamatkan Warga Sakit Stroke, Pertemukan Kembali dengan Anak Setelah 30 Tahun Terpisah

Sabtu, 30 Agustus 2025 | Agustus 30, 2025 WIB | Last Updated 2025-08-30T08:03:04Z


KEPULAUAN ARU - Pers One MALUKU 

Badan Pengurus Daerah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPD KKSS) Kabupaten Kepulauan Aru kembali menunjukkan kepedulian dan solidaritas tinggi terhadap sesama perantau. Pada Sabtu (30/8/2025), KKSS Aru menolong seorang warga yang telah lama menderita sakit stroke tanpa keluarga yang mendampingi.

Informasi awal diperoleh dari warga setempat yang melaporkan adanya seorang pria asal Sidrap, Sulawesi Selatan, bernama Daeng Muhtar, yang sudah lama tinggal di Dobo seorang diri. Kondisi kesehatannya kian memburuk akibat stroke yang dideritanya.

Menindaklanjuti laporan tersebut, pengurus KKSS Aru segera melakukan kunjungan. Melihat kondisi Daeng Muhtar yang semakin parah, pihak KKSS langsung berinisiatif menghubungi keluarganya di Makassar serta membawanya berobat ke RSUD Cenderawasih Dobo.

Dalam semangat solidaritas sesama Bugis-Makassar di tanah rantau, KKSS Aru juga menggalang donasi dari warga KKSS untuk membantu biaya pengobatan dan rencana pemulangan Daeng Muhtar ke kampung halamannya di Sidrap.

Keajaiban terjadi setelah tiga hari dirawat. Keluarga yang selama 30 tahun kehilangan kontak akhirnya menemukan kembali Daeng Muhtar. Anak perempuannya, Irmawati, datang ke RSUD Kepulauan Aru dan bertemu dengan sang ayah dalam suasana penuh haru.

“Saya, anak dari keluarga Daeng Muhtar, mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan warga KKSS Aru yang telah peduli dan menolong bapak saya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana nasib beliau jika tanpa bantuan Bapak/Ibu semua,” tutur Irmawati dengan mata berkaca-kaca.

Ketua BPD KKSS Aru menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi pengingat tentang pentingnya kebersamaan. Ia mengutip pepatah Bugis, “Pada idi pada elo, sipatuo sipatokkong” yang bermakna: jika hanyut saling menolong, jika tumbang saling menegakkan, dan jika lupa saling mengingatkan.

“Makna pepatah itu adalah sesama manusia harus saling mendukung, membantu, serta mengingatkan satu sama lain. Tidak boleh membiarkan saudara kita tenggelam dalam kesulitan, melainkan wajib saling menguatkan,” ujarnya.

Peristiwa ini bukan hanya wujud nyata solidaritas perantau Bugis-Makassar di Kepulauan Aru, tetapi juga menjadi kisah mengharukan tentang seorang ayah dan anak yang kembali dipertemukan setelah tiga dekade berpisah. Andi S