Notification

×

Iklan

Iklan

Nyadran Desa Growok: Tradisi Syukur Panen dan Harmoni Sosial Warga

Jumat, 22 Agustus 2025 | Agustus 22, 2025 WIB | Last Updated 2025-08-23T00:53:37Z


BOJONEGORO – Pers One JAWA TIMUR 

Pemerintah Desa Growok, Kecamatan Dander, Bojonegoro, kembali menggelar tradisi nyadran atau bersih desa pada Jumat Legi (22/8/2025). Ritual sakral yang digelar di dua lokasi keramat, yakni Sumur Kidul atau Mbah Empu serta Sumur Lor, menjadi simbol kebersamaan masyarakat sekaligus wujud rasa syukur atas anugerah yang telah diterima.

Sejak pagi, masyarakat Desa Growok berbondong-bondong menuju lokasi pelaksanaan. Warga datang dengan penuh antusias, membawa aneka jajanan, hasil bumi, serta tumpeng. Seluruh persembahan tersebut kemudian dinikmati bersama sebagai lambang persaudaraan dan kebersamaan. Kehangatan yang tercipta menjadi bukti bahwa tradisi Jawa masih mengakar kuat dan diyakini tidak akan luntur meski zaman terus berubah.

Kepala Desa Growok, Wijianto, yang telah menjabat selama tiga periode, menegaskan bahwa nyadran bukan hanya sebuah seremonial adat, melainkan juga sarana mempererat tali silaturahmi antarwarga. Lebih dari itu, acara ini merupakan ungkapan syukur atas panen yang melimpah, kesehatan yang senantiasa diberikan, serta doa bersama agar desa dijauhkan dari segala marabahaya.

“Dalam momentum seperti ini, kita tidak hanya bersyukur atas hasil panen, tetapi juga mengingat jasa para pendiri dan leluhur Desa Growok. Semoga kebersamaan ini selalu kita jaga demi terwujudnya desa yang tenteram, aman, dan bahagia,” tutur Wijianto.

Tradisi nyadran sendiri telah diwariskan turun-temurun oleh para leluhur Jawa sebagai bentuk penghormatan kepada alam dan rasa syukur atas berkah Tuhan Yang Maha Esa. Di beberapa daerah, nyadran identik dengan kegiatan membersihkan makam leluhur. Namun, di Desa Growok, tradisi ini lebih menekankan pada kebersihan sumber air yang dipercaya sebagai pusat kehidupan, yakni Sumur Kidul dan Sumur Lor.

Rangkaian acara semakin meriah dengan hadirnya hiburan rakyat. Warga disuguhkan pagelaran Langen Tayub yang digelar sejak siang hingga malam di halaman ruko desa setempat. Musik gamelan yang rancak berpadu dengan tarian khas Tayub menjadi daya tarik tersendiri, sekaligus ajang hiburan bersama setelah sehari penuh melaksanakan ritual adat.

Bagi masyarakat Growok, nyadran bukan sekadar acara tahunan, tetapi juga momentum untuk memperkuat ikatan sosial. Setiap warga, baik tua maupun muda, terlibat aktif dalam persiapan hingga pelaksanaan. Gotong royong terlihat jelas, mulai dari menyiapkan tumpeng, menghias lokasi acara, hingga menyambut tamu dari desa tetangga yang turut hadir menyaksikan.

Dengan semangat kebersamaan, tradisi nyadran di Desa Growok terus dijaga dan dilestarikan. Bagi warga setempat, menjaga budaya leluhur sama halnya dengan menjaga identitas diri sekaligus memperkuat nilai-nilai kebhinekaan bangsa Indonesia.


Published : Zulkarnain